Senin, 15 Juni 2009

Artikel Q

BERKORBAN DEMI CINTA?

Atas nama cinta, banyak orang yang "bela-belain" berkorban apa saja. Tujuannya satu, agar pasangan bahagia. Tapi, haruskah sampai begitu?
Konon, cewek mengklaim dirinya sebagai pihak yang paling banyak berkorban untuk pria. Sementara, banyak pula arjuna yang merasa telah "berkorban" dan telaten menjalani cintanya.
Terlepas dari pihak mana yang paling banyak berkorban, banyak orang bilang "berkorban" adalah hal terbodoh yang dilakukan orang.
Tentu, saya tak bermaksud mengajak kita untuk menjadi orang egois, dan tak pedulian. Buktinya, dia menyarankan kita untuk tetap bersabar dan menjunjung tinggi toleransi.
Seimbang. Konon juga, wanita memiliki kadar respon dan kesabaran yang lebih tinggi dibanding pria. Mungkin itulah sebabnya, wanita menjadi pihak yang lebih banyak berkorban atau mengalah.
Nyatanya, "Banyak wanita yang merasa harus berkorban. Bahkan, tak sedikit wanita merasa bahagia atas pengorbanannya. Padahal, kondisi itu, jauh dari sebuah hubungan sehat."
Padahal, kebahagiaan sejati itu hanya bisa diperoleh jika ada keseimbangan. "Jadi, bukan hanya wanita saja atau pria saja yang harus berkorban. Tapi harus dua-duanya." Ya gag cie…
` Dalam porsi tertentu, berkorban atau mengalah akan sangat membantu sebuah hubungan. Tapi bila dibiarkan terus-terusan, kondisi itu bisa terbalik menjadi bom waktu, yang siap meledak kapan saja, awas lo.
Jadi, jangan pernah takut untuk bernegosiasi setiap kondisi atau masalah yang dihadapi. Hal itu bisa menjadi pelajaran toleransi bagi pasangan, dan pelajaran otorisasi bagi Anda. Silahkan coba!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar